Senin, 19 Desember 2011

Bingung memilih jurusan?? Udah nggak jaman..

Liat homepage di beberapa jejaring sosial belakangan ini membuat saya sedikit menarik alis. Lucu sekali, banyak diantara mereka adalah teman-teman saya yang sedang ‘galau’ (kalau bahasa gaul anak jaman sekarang) memilih jurusan di jenjang perkuliahan nanti. Rasanya seperti membuka memori saya setahun yang lalu ketika dihadapkan persoalan yang sama, bingung memilih atau sekedar memahami minat diri. Oke ini sedikit tips yang bisa saya bagikan berdasarkan pengalaman saya tahun lalu, ceman-ceman kita berjuang bersama lagi :)

a. Lihat nilai-nilai yang menonjol, mulai dari SMP dan SMA.
Itu mungkin bisa mengurangi dampak stress saat bingung memilih jurusan Anda. Coba liat nilai apa saja yang bisa dibilang menonjol selama ini. Misalnya, nilai yang menonjol adalah Biologi dan Matematika. Cocok sekali kalau memilih fakultas kedokteran. Bagi pencinta fisika, silakan ambil fakultas teknik dikarenakan nantinya di fakultas ini, Anda akan sering sekali dijejali kalkulus dan fisika dasar yang akan menyemarakkan hari-hari Anda. Cemungutdh ya qaqaqzzzzz \m/

b. Garis keturunan
Mungkin sebagian dari Anda akan tersedak. Tapi menurut saya garis keturunan juga berpengaruh lo. Baik secara langsung atau tidak, background pendidikan di keluarga juga membentuk pola pikir dan tingkah laku sejak kecil, bukan? Coba tanya deh sama Opa Oma, Om Tante, Pakde Bude Anda, Bapak Ibu, tetangga sebelah juga boleh. Saya berkesimpulan seperti ini karena sepertinya ini juga terjadi dalam keluarga saya. Kalau boleh cerita sih, Opa saya adalah seorang guru matematika dan Oma saya adalah seorang kontraktor di jaman baheula. Dua orang anaknya memang menjadi Insinyur, dan dua lagi menjadi kontraktor juga. Semoga saya bisa mengubah sejarah ini dengan menjadi technopreneur ya Saudara-Saudara :D

c. Dalami minat dan hobi Anda
Ini adalah kunci penting dalam memilih sebuah keputusan, apalagi jurusan. Anda bisa coba lakukan dengan membuat daftar apa saja kesukaan Anda : hobi, minat, bakat, dll. Dengan demikian Anda bisa melihat potensi Anda yang sebenarnya sehingga potensi tersebut bisa diasah lebih jauh sewaktu di bangku perkuliahan. Ambil saja contoh : seseorang yang  suka menulis, mengkritik sebuah karya sastra, mengidolakan para pujanggan hebat, cocok sekali jika Ia memilih fakultras sastra. Misalnya lagi, seseorang yang memang gadget-freak, suka otak-atik komputer, hobi banget nge game-online (ARGH! HATE IT), suka ngoding mungkin, udah tahu seluk beluk Java, NetBeans, C++, oke minimal pascal deh. Ini orang cucok banget kalo masuk ke jurusan Teknik Infomartika kalo nggak ya Sistem Informasi (ehem!).

d. Tanya orang-orang sekitar
Kalo kamu emang udah buntu pake ‘bangetzzzh’, mending tanya deh ke orang-orang yang kamu percaya bisa menilai secara objektif dan bukan suka lawak yaaa. Misalnya temen deket yang emang udah deket ket ket, tanyain deh menurut dia, kamu tuh cocok di jurusan apa. Kalo temen dirasa terlalu jauh, coba tanya ke orang tua dulu aja. Mereka bakal memberi penilaian yang memang fair, apalagi orang tua juga kan yang paham dengan kondisi keuangan kamu sendiri. Sedikit info aja, kalo orang tua bingung dengan jurusan yang tepat buat kamu, kamu bisa ikut psikotes yang valid. Bagus lagi kalau di tes tersebut, hasilnya bisa menunjukkan jurusan apa yang tepat sesuai minat, bakat dan potensi sesuai hasil psikotes tadi. Tapi kekurangannya adalah hasil psikotes yang kadang nggak valid. Bisa saja disebabkan karena kondisi seseorang yang saat mengerjakan tes tersebut lagi down, nggak konsen, atau mengalami penghambat lainnya. 

e. Banyak-banyak berdoa
Ini cara paling jitu seratus persen. Jaminan deh. Keajaiban doa sangat-sangat diperlukan di saat-saat seperti itu. Disiplinkan sholat wajib, perbanyak sholat sunah, dzikir, apalagi sholat Istighotsah. Jiah, berat nih bahasanya. Udah kaya guru ngaji aja :p Dengan doa dan berusaha yang lebih, Allah Swt. Bakal ngasih kamu jalan terbaik. Karena yang saya tahu, Allah itu kan ada sebelum kita dilahirkan, maka dari itu. Allah-lah yang lebih tahu seluk beluk kita baik lebih dan kurangnya. Mungkin kita sendiri malah kurang memahami jati diri kita sebenarnya, iya bukan??

Nah Pak Beye aja ikutan bingung | source: google
Mungkin itu hanya sedikit tips hasil riset pasar saya (mabok SFB!). Sebagian data dari tips tersebut mungkin kurang valid, ya maklumlah. Persepsi orang berbeda-beda kan. Tapi apa salahnya kita bagi opini kita yang semoga berguna bagi orang lain, khususnya itu tuh. Remaja ababil (eitseh.. Burung Ababil kali ya? Mau-maunya disamain sama burung? :o) yang lagi hobi banget nge-spam lewat status, tweet, dll. Semoga kalian diberi pencerahan ya kawan-kawan..


2 komentar:

  1. Kok tulisannya jadi simbol-simbol gitu may?
    Aku jd gak bisa baca .__.


    Dont forget visit:
    http://sondangstevani.blogspot.com/
    Thanks for read & feedback

    BalasHapus
  2. hah simbol-simbol gimana Son??
    what is hell going on??????&R#%$
    makasih komennya Sondang :)

    BalasHapus