Rabu, 30 November 2011

Cek seperti apakah KULIAH menurut Anda ->

Lelah
Penat
Bosan
Enyah
Ke laut aja..... :(

Mungkin itulah gambaran versi 'Galau to the Max' nya saya selama minggu ini. Setumpuk tugas dan sepaket final project yang melayang-melayang dalam pikiran (hoax) sepertinya cukup membuat saya kelimpungan. Maklum, menjabat status sebagai mahasiswa baru pastinya bakal merasakan atmosfir yang berbeda dibandingkan atmosfir ala anak SMA yang rumahan. 

Sebenarnya apa sih esensi kuliah itu?
Apakah ini gambaran yang Anda miliki tentang definisi 'kuliah' sesuai dengan kehidupan nyata yang Anda jalani??

a. Kuliah = paksaan orang tua
Parah-parah! Kuliah didasari pemaksaan oleh orang tua. Ya orang tua mana sih yang nggak mau anaknya belajar di bangku kuliah? Nggak ada dong ya? Tapi yang jadi buah simalakama nya jika sang anak merasa dipaksa oleh orang tuanya buat kuliah. Emang sih nggak selamanya kuliah itu menjanjikan kesuksesan, banyak kok orang-orang hebat yang bisa 'strike' tanpa pendidikan yang tinggi. Mungkin itu adalah pemikiran modern anak jaman sekarang yang lebih memilih keluar dari 'zona aman' nya, yaitu kuliah dengan mencoba hal-hal baru yang lebih memberi banyak pengalaman serta pelajaran, bisnis mungkin? Nah padahal orang tua pingin banget anaknya bisa jadi sarjana, masuk ke PT yang favorit, jadi inceran banyak mertua (haha). Jadinya gini deh, kuliah dengan pemaksaan akan berdampak pada banyak hal : nggak ikhlas buat ngejalaninnya, belajar dengan seenaknya, menganggap remeh, cuma buang-buang duit aja, dan ujung-ujungnya bakal ngecewain orang tua juga.

b. Kuliah = cuma cari status
Hell ya, kalo kuliah cuma jadi ajang cari status biar terlihat keren waktu pake jas almamater. "Nih liatin, gue anak ITS mamen!!" Merasa gagah ya mas? jadi cakep gitu? Haha.. Status menjadi mahasiswa banyak manfaatnya. Terlihat pintar dan intelek, sangat disegani dengan orang-orang, fasilitas yang pasti 'lebih' dari orang tua, dan satu lagi. Jadi inceran banyak mertua hahahaha... Eitseh ini lagi ujung-ujungnya :o

c. Kuliah = nguli-ah
Nguli-ah? So sweet banget. Ini adalah cerminan bagi sedikit mahasiswa yang current-oriented banget. Entah itu study oriented, organization oriented, money oriented pun juga bisa. Bahkan exist oriented merebak belakangan ini hehe. Mereka berangkat pagi-pagi dan pulang malam cuma buat nguli di kampus, belajar, rapat, hang out, hedon, dll. Intinya mereka sangat terobsesi banget pada sesuatu hal. Jadinya mereka kaya kuli deh. Haha nggak nyambung! Gubrakkk...

d. Kuliah = suka-suka
Lagi-lagi faktor suka-suka juga jadi senjata ampuh bagi sebagian mahasiswa untuk lari dari kenyataan : tugas, paper, presentasi, FINAL PROJECT (uh what the...). Mereka suka-suka aja gitu datang dan pergi ke kampus, dengan atau tanpa arti yang jelas mau dibawa kemana masa depan mereka nanti. Apalagi bagi  mahasiswa yang ngekos atau jauh dari orang tua, demam nge-hedon pasti bikin kuliah berantakan. 


Oh Kawan-Kawan, maafkan temanmu yang satu ini dengan tulisan terbarunya. Maklum, dia tengah tersesat dalam sebuah kepenatan menjelang deadline final projectnya. Hehe..

Who am I?


Maya Previana Syafitri, begitulah nama lengkap yang orang tua saya berikan tujuh belas tahun yang lalu kepada seorang bayi yang lahir ke dunia pada tanggal 23 April ini. Saya adalah anak pertama dari sepasang suami istri bernama Sarjito dan Tati Widyowati. Berasal dari Purworejo, Jawa Tengah, sebuah kota yang sepi dan dijuluki sebagai ‘kota pensiunan’. Figur orang tua yang seimbang membuat saya tumbuh dan berkembang dengan baik selayaknya anak-anak lain di usianya. Tiga bersaudara yang kadang kompak dan kadang berselisih paham oleh hal-hal remeh, membuat suasana rumah semakin meriah dengan tawa canda khas kakak dan adik. Mengenyam bangku pendidikan di TK Batik (1998-2000), SD N Purworejo (2000-2006), SMPN 2 Purworejo (2006-2009), SMAN 1 Purworejo (2009-2011) cukup membuat saya belajar banyak hal, baik pendidikan formal dan informal, terutama mengenai pembelajaran hidup yang mendewasakan saya. 

Tahun ini, saya mencoba peruntungan untuk menjadi mahasiswa di institut yang sejujurnya tidak pernah terpikir oleh saya, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Berangkat sebagai anak perantauan memaksa saya untuk hidup mandiri yang harus tanggung jawab dengan kehidupan baru saya tersebut, apalagi di Surabaya, kota yang belum pernah sekalipun saya kunjungi sebelumnya. Sebagai anak pertama, pengalaman hidup menuntut saya untuk bersikap perfeksionis dalam segala hal. Memaksa diri sendiri untuk selalu mengerjakan sesuatunya secara maksimal dan tidak ingin mengecewakan orang tua, membuat saya sering kelelahan dengan sikap saya tersebut. Belum lagi mimpi-mimpi besar menunggu untuk diwujudkan. Setiap hari mimpi saya selalu bertambah, meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Selalu penasaran dan ingin mencoba hal-hal baru adalah sifat dasar saya. Antusias dengan dunia-dunia yang belum pernah saya cicipi membuat saya teguh memegang prinsip bahwa saya harus bisa merasakan segala sesuatu yang baik bagi diri dan masa depan saya sebelum hidup saya ini berakhir. Energi untuk terus maju dan pantang mundur selalu hadir seiring motivasi dan dukungan yang kuat dari orang tua, keluarga dan orang-orang yang saya kasihi. Serta optimis dalam menatap masa depan-lah yang membuat saya selalu menghabiskan waktu seharian dengan aroma kerja keras, meskipun tantangan-tantangan yang terjal menghadang langkah saya menjemput masa depan. Saya memiliki cita-cita yang selalu berbeda sesuai jaman atau fase yang sedang saya alami, waktu kecil ingin jadi dokter. Menginjak masa remaja saya ingin jadi dosen dan ahli IT (yang pada saat itu saya tidak tahu prospek yang konkrit ketika bergabung dengan dunia IT), dan sekarang. Semenjak berada di jurusan yang saya pilih, fakultas yang saya idam-idamkan saya ingin menjadi pengusaha. Keluarga saya menanamkan prinsip yang kuat, “Kalau mau jadi kaya, jadilah pengusaha!” sepertinya saya mulai mengerti maksud dari kalimat bermantra itu. Namun entahlah, saya masih meraba-raba dunia yang baru saja saya salami ini,  yaitu dunia IT. 

Sedikit pendiam dan perlu waktu yang agak lama untuk beradaptasi, itulah diri saya. Saya selalu membuka diri kepada siapa saja yang ingin mengenal dan berteman dengan saya. Saya tidak pandai untuk berkenalan atau sekadar membuka obrolan, terutama kepada orang-orang yang baru saya kenal. Tapi saya sangat menghargai arti pertemanan dan persahabatan itu sendiri. Selalu ingin bertukar opini dan ide yang bisa saling membangun kualitas diri, belajar mengenal pribadi atau karakter setiap orang, adalah motivasi mengapa saya ingin memiliki banyak teman. Bagi saya, teman adalah sosok yang bisa membangun diri saya menuju kea rah yang  lebih baik, mengajarkan saya tentang kebaikan dan membimbing saya untuk mencari jati diri. Keinginan saya yang kuat untuk terlibat dan aktif dalam berorganisasi, menggeser prioritas saya sekarang, yaitu keseimbangan antara pendidikan dan karir organisasi. Saya ingin menjadi orang membanggakan dengan prestasi dan bisa menikmati masa mudanya dengan aktif melakukan gebrakan-gebrakan yang di luar dugaan. Saya ingin menghasilkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, entah itu kecil atau besar tapi yang jelas saya menginginkan itu. Hobi saya belakangan ini adalah menulis. Adanya kesempatan dan waktu yang cukup untuk sekedar menuliskan opini dan ide yang sudah membumbung dalam pikiran membuat saya jauh ‘lebih sehat’ karena setidaknya saya tidak akan kelebihan beban. Aktivitas blogging menjadi perantara saya yang memang tertarik dalam dunia maya dengan tulis-menulis. 

Cenderung moody dan ekspresif itulah sifat saya. Saya terlalu mudah terbawa dengan suasana dan terlalu menggunakan perasaan. Kelemahan saya yang selalu ‘main perasaan’ dan kadang lemah jika kurang motivasi dan dukungan membuat saya butuh sosok-sosok yang saya panuti dan jadikan motivator, bahkan inspirator. Selain itu, kondisi fisik yang mudah ‘jatuh’ sering menjadi penghalang bagi saya untuk beraktivitas lebih dari biasanya. Ketika saya mulai bosan, saya sering melakukan sesuatu yang bisa membuat saya nyaman, bercanda, menulis, atau sekadar corat-coret di catatan saya. Mimpi terbesar saya adalah bersekolah di Jerman, menjadi dosen dan pengusaha (kerja sampingan) dan bertemu muka dengan Pak Habibie, sang tokoh idola. Itulah saya, seorang gadis yang sedang memulai perjalanan panjangnya untuk menemukan siapa jati dirinya di sebuah institut dan bidang yang memang Ia minati, sejak lama. 


*esai yang saya buat spesial untuk memenuhi penugasan dalam rangka LKMM Pra TD FTIf IV. Surabaya siap di goyang :3

Kamis, 24 November 2011

Presiden? Oh no!

Mata kuliah Keterampilan Interpersonal lagi-lagi mengusik ketenangan saya. Selalu saja ada ide gila dalam setiap pembelajaran tiap minggunya. Buat blog kek, template pembelajaran, artikel, argh selamat ya kalian telah berhasil mengganggu malam-malam saya. Dan minggu kemarin, Pak Sholiq benar-benar mengagetkan kami dengan menyodorkan tugas, membuat orasi jika saya menjadi presiden. Ini gokil mamen!
Kontan saja, semua mata tidak berkedip selama sepuluh menit ketika Pak Sholiq menyuruh kami menyiapkan materi jika kami terpilih menjadi presiden (Oke ini lebay kawan). Bukan, bukan karena kami berdecak kagum melihat pesona Pak Sholiq, bukan juga diantara kami terlalu menganggap serius dengan tugas tadi. Tapi yang jelas dalam sekejap imajinasi liar kami menari-nari di atas awan, yaitu menjadi seorang presiden. Termasuk saya.
Menjadi presiden. Jabatan yang sulit didapat, dan sulit dikerjakan. Jika saya terpilih untuk menjadi presiden, yang pertama saya lakukan adalah mundur atau dengan hormat turun tanggung jawab dari jabatan tsebagai presiden tersebut dan minta bagian menjadi menteri saja. Oke kalau menjadi menteri sekiranya juga berat, saya memilih untuk menjadi staf ahli presiden. Toh ide, pendapat, pemikiran yang mungkin berguna bisa tersampaikan dengan baik langsung kepada orang nomor satu di negeri ini. Setidaknya saya merasa berguna karena berhasil menginspirasi 'sosok besar' yang didapuk tanggung jawab dalam mengelola negara ini. Ini rasanya lebih mudah bagi saya sebagai seorang wanita, tidak terlalu riskan, masih bisa mengatur rumah tangga (alasan ini: 'sesuatu' banget). 
Tidak banyak yang saya pikirkan dengan tulisan ini, hanya menggugurkan kewajiban saja. Hehe..
Jujur, menjadi menteri atau staf ahli bukanlah cita-cita saya. Daripada menjadi presiden, lebih baik jadi ibu presiden saja.....

Selasa, 22 November 2011

Indonesia, Berbanggalah.

Gebyar-gebyar Jakabaring terdengar hingga ke Surabaya. Seluruh peliputan media melulu hanya tentang gelaran Sea Games ke 26 yang kebetulan Indonesia menjadi tuan rumahnya. SEA Games XXVI resmi dibuka pada 11 November 2011. Sebanyak 11 negara ikut ambil bagian dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara ini. Indonesia tampil sebagai juara umum diikuti oleh Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Laos, Kamboja, Timor Leste, dan Brunei Darussalam. Berbagai liputan tentang perlombaan tersebut menjadi sarapan setiap pagi, makan di siang hari, dan teman lembur tugas di malam hari. Meskipun terkesan membosankan, tapi saya menyukai euforianya.
Sea Games adalah acara yang diselenggarakan sebagai ajang perlombaan di tingkat kawasan Asean, dimana Asean ini merupakan payung dari beberapa negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Ini menjadi ajang kompetisi dan kolaborasi dari negara tadi untuk mengirimkan delegasi terbaiknya yang memiliki potensi di bidang olahraga yang mumpuni. Berbagai macam cabang olahraga diperlombakan, dan setiap negara membidik medali emas untuk dibawa pulang. 
Dibuka dengan seremoni yang megah dengan menampilkan artis-artis ibukota, Jakabaring seolah menjadi magnet yang luar biasa menarik minat pengunjung untuk sekadar melihat berbagai macam agenda perlombaan yang telah disusun. Mereka bukan hanya penduduk sekitar Jakabaring saja, banyak pengunjung yang berasal dari seantero negeri, bahkan turis luar negeri pun tertarik untuk mengunjungi arena Jakabaring Sport City ini. Penutupan yang tidak kalah luar biasa megahnya juga disuguhkan sebagai penutup sebelas hari yang panjang bagi putra-putra terbaik yang dimiliki oleh setiap negara untuk hadir meramaikan acara ini.
Berita baik malam ini, Indonesia secara resmi dinyatakan menjadi juara umum gelaran Sea Games ke 26, tahun ini. Indonesia keluar sebagai juara umum dengan koleksi 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu. Multi even dua tahunan ini selanjutnya akan digelar di Myanmar, 2013. Ini merupakan pertanda baik dari progres pengembangan bakat dan potensi generasi muda kita di bidang olah raga khususnya oleh komite terkait, yang semoga akan terus berlanjut dan mempertahankan prestasi Indonesia di 2013 mendatang. Oke Indonesia, malam ini, berbahagialah :)

Senin, 14 November 2011

Cinta Itu...

Habibie, semenjak kepergian istrinya murung dalam kesunyian. Cintanya pada Ainun membuatnya sulit untuk melupakan sosok wanita itu, bahkan untuk sedetik saja. Empat puluh delapan tahun sudah mereka bersama dalam hidup yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, yang dalam. Kesetiaan untuk tetap terpaut satu sama lain menancap kuat di hati masing-masing. Hingga akhir hayat sang istri, mereka masih manunggal dalam kesucian akan makna cinta itu sendiri.

Buku Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie adalah buku yang telah mengajari saya banyak hal, khususnya tentang cinta. Dirilis pasca kematian istrinya, ibu Ainun, Habibie menuangkan seluruh memori yang Ia miliki selama hidup dalam kebahagiaan bersama keluarganya, terutama sang istri. Mulai dari pandangan pertama yang telah membuat lulusan RWTH Aachen ini berjuang mendapatkan Ibu Ainun, menikah dan hijrah ke Jerman untuk menyelesaikan studinya di sana, hingga kerepotan sang mantan presiden di awal-awal merintis karier ketika Ia dihadapkan oleh kesulitan finansial. 

Nasib berkata lain. Hidup di Jerman yang sedikit demi sedikit mulai mapan dan menjanjikan, namun panggilan membangun negeri membuat Habibie harus memilih dua hal penting, independen di Jerman sebagai profesional atau menjadi menteri untuk membangun tanah airnya sendiri. Jelas Ia gamang. Namun karena nasionalismenya yang kuat, Habibie pun siap pulang ke Indonesia membawa segepuk perubahan untuk bangsanya.

Masalah cinta, ini hal yang utama dalam buku ini. Habibie adalah sosok yang romantis menurut saya, banyak puisi-puisi yang Ia buat untuk melukiskan betapa indah kehidupannya setelah bertemu dengan gadis calon dokter tersebut. Ya, Habibie memaknai cinta bukan sebagai nafsu sesaat. Ia sangat dewasa dalam mengartikannya. Cinta yang Ia rasakan adalah bagian dari anugerah Tuhan, maka setiap saat Ia selalu bersyukur diberi anugerah terindah tersebut. Cinta yang mereka pelihara selalu dipupuk oleh rasa saling mengerti. Sekali lagi, mereka direkatkan oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.

Hingga kematian sang Istri, Habibie masih merasakan kehadirannya di setiap sudut yang Ia lihat. Mereka manunggal jiwa, roh, batin dan nurani. Dan mereka telah membuktikan, ada cinta sejati yang lahir di abad ini. Semoga kita bisa mencontoh roman percintaan Romeo dan Juliet ini.

Bahwa kematian itu hanyalah gerbang menuju kesempurnaan yang abadi, yang setiap orang akan lewati meninggalkan seberkas cinta di dunia. Cepat atau lambat, itu pasti terjadi.


Buku : Habibie&Ainun
Penulis : Bacharuddin Jusuf Habibie
Tahun : 2010
Penerbit : PT. THC Mandiri


Night Out ISE'11 With Ten2Five

Malam minggu adalah malam yang panjang. Rasanya gambaran itu cocok sekali melekat di kehidupan muda-mudi, apalagi kalau yang sudah punya pasangan (menelan ludah). Rangkaian acara telah mereka susun sejak lama, mau yang mana : dinner, dating, shopping, atau hanya sekadar duduk-duduk di pinggir jembatan? Ah tidak, opsi terakhir lebih cocok ke muda-mudi-yang-sedang-galau-nilai-matematika diskrit-yang-terancam-remidi. Oke ini bukan sesi curhat, Saudara-saudara. 

Sabtu kemarin, 12 November 2011 menjadi malam yang panjang bagi mahasiswa jurusan Sistem Informasi ITS. Hajatan besar diadakan oleh HMSI dalam rangka merayakan ulang tahun jurusan. Bertempat di Gedung Pusat Robotika ITS, dua acara sekaligus berlangsung : Tonight (Together in One Night) dan Pemecahan rekor MURI untuk update status 1111 akun twitter. Ini juga adalah kesempatan pertama saya untuk bisa datang ke konsernya Ten2Five, yang sejak lama yang idolakan karena lagu-lagunya yang So Me :) Rangkaian acara sebelumnya telah diselenggarakan dengan baik, seminar, SI Go To School, dan lomba-lomba yang semakin menghangatkan kebersamaan antara seluruh civitas akademika di jurusan SI. 

Menghabiskan malam bersama teman-teman adalah hal yang tak terlupakan. Penampilan band-band Indie dan diakhiri dengan tepuk tangan meriah untuk Ten2Five, membuat gedung pusat robotika gegap gempita oleh teriakan para penonton. Kami semua hanyut dalam acara tersebut. Tanpa terasa, acara berakhir hingga pukul dua belas malam. Apalagi ketika pak 'ex' kajur mengumumkan bahwa rekor muri untuk update status twitter sebanyak 1111 akun sudah terpecahkan, membuat kami haru biru dalam euforia kemenangan.

Sedikit foto tentang kemeriahan malam itu, 
ISE'11 proudly presents : TONIGHT (Together In One Night)
Special performance Ten2Five
Saturday, 12 November 2011 | Gedung Pusat Robotika ITS 

 
AND THE STAR OF THE DAY WAS........

TEN2FIVE
 




Selasa, 08 November 2011

Sistem Informasi, Nano-Nano Rasanya!


Memulai kehidupan perkuliahan merupakan saat yang saya tunggu-tunggu sejak lama. Beberapa orang bercerita tentang perjalanannya di perantauan dalam mencari ilmu dan kehidupan yang baru. Mereka berceloteh seakan memberi saya motivasi yang kuat untuk segera memiliki status sebagai mahasiswa. Pada saat itu, saya yang masih ber-putih abu-abu hanya bisa membayangkan seperti apa kehidupan perkuliahan yang akan saya jalani, nanti. Seperti janji mereka, kehidupan kampus akan selalu menyajikan intrik tersendiri. Banyak perubahan-perubahan yang siap kita alami ketika kita larut dalam hingar bingarnya, baik itu menuju kearah positif maupun negatif adalah hak priogatif seseorang. Tergantung bagaimana kita memposisikan dalam sebuah lingkungan baru dan menjaga harkat martabat diri sendiri.
Sistem informasi, jurusan yang menempati porsi terbesar dalam pilihan saya melanjutkan minat (bagaimana dengan bakat?) karena sejak SMP pun saya telah mengidamkannya. Jujur, saya tak tahu betul seperti apakah SI itu, apa yang akan dipelajari, prospek, dll. Namun pada masa tersebut saya pernah mengidolakan sosok yang kebetulan juga memilih jurusan SI namun di berbeda institut. Mulai dari itu saya getol membela SI sampai mati. Aneh bukan?
Sekilas tentang sistem informasi. SI merupakan sebuah jurusan yang bisa dikatakan baru. Namun jangan pernah menganggap remeh eksistensinya dalam mencetak generasi-generasi berteknologi tinggi. Berbekal semangat kuat untuk memajukan bangsa dengan inovasi teknologi, rasanya jurusan yang satu ini patut dijadikan referensi bagi siapa saja yang berminat dengan dunia manajemen informatika. Ya, di jurusan ini berbagai disiplin ilmu akan dipelajari, mulai dari informatika, komputasi, manajemen, akuntansi, bisnis, dll. Sejak saya bergabung sebagai ISS’11 (Information System Syndicate’11), perubahan-perubahan telah terjadi perlahan dalam hidup saya. Apalagi tanggung jawab sebagai anak indekos yang harus mandiri menambah makna perjuangan yang nanti saya bisa ceritakan kepada anak cucu saya (ehem!). Suasana perkuliahan yang jauh berbeda dari masa SMA, mata kuliah yang menggunung tugasnya, apalagi jika penyakit kangen rumah sedang melanda. Semuanya Nampak bisa ditebak dari tingkah laku saya yang mulai rada aneh belakangan ini. Mohon dimaklumi.
 Inilah sedikit cerita, warna-warni dunia perkuliahan, hanya di SI. Bukan yang lain.
Pertemanan dan Kisah Kasih
Awal saya masuk ke SI, jujur sangat miskin teman. Saya yang sedikit susah bergaul (ini karena saya sedikit pendiam dan jaim), hanya mengenal beberapa teman, tidak lebih dari 5 orang. Itupun sekadar mengetahui namanya. Namun seiring waktu yang berjalan dengan cepat, saya memiliki teman-teman baru yang berasal dari berbagai penjuru negeri. Disitu saya belajar banyak hal dalam memahami setiap sifat yang dimiliki teman saya. Saya bisa menilai teman-teman saya, memilah pergaulan yang cenderung kebablasan, dan tetap terbuka untuk berteman dengan siapa saja. Dengan keragaman latar belakang yang dimiliki, itu akan menambah khasanah pengetahuan saya tentang banyak hal, dari segi bahasa, budaya, tempat wisata, kebiasaan, dll. di setiap daerah asal teman-teman saya. Cerita lain dari beberapa teman saya, yang menemukan tambatan hatinya semenjak mereka berguru di jurusan yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini adalah sebuah pertanda baik, khususnya bagi mereka. Masuk jurusan SI, kehidupan kampus yang menyenangkan, teman baru, pasangan baru,  double Jackpot nih ceritanya.
Fasilitas dan infrastruktur
            Entah mengapa saya bingung ketika pertama kali menjejakkan kaki di SI. Saya masih belum percaya, “Ini beneran gedung Sistem informasi?” Apalagi melihat kenyataan tragis, jurusan informatika yang jelas-jelas satu fakultas malah berada di gedung yang berbeda, dan lebih baik tentunya. Nah ini, mengapa malah seperti digabung dengan jurusan teknik industri? Entahlah. Ada alasan yang jelas mengenai masalah tersebut, mungkin saja saya yang masih belum menggali informasinya. Secara gedung dan infrastruktur, SI bisa dibilang tertinggal dengan jurusan lainnya. Minimalis sekali dan kurang berkesan : Ini gedung yang dimiliki jurusan favorit, seperti SI (ciyeee). Tapi apa artinya gedung yang bermewah-mewah namun SDM dan outputnya sendiri tidak bisa diharapkan? Betul kan, Pak Bu?
Akademik dan pengajar
            Secara subjektif, saya puas memiliki predikat sebagai anak SI. Selain karena itu adalah passion saya, saya sangat bangga karena di sini saya akan dijejali berbagai macam ilmu yang mungkin saja tidak saya dapatkan di jurusan lain. Sistem informasi atau manajemen informatika adalah cabang ilmu yang menggabungkan antara teknologi komputasi dan manajemen data. Sehingga bisa dibayangkan betapa kami tidak akan bosan menerima beberapa ilmu baru yang akan menambah pengetahuan kami sehingga nantinya kami siap terjun mengabdi di masyarakat. Bisnis? Ada. Programming? Jelas. Diskrit? Apalagi. Bagaimana dengan pengajar yang ada di SI? Eits, jangan diragukan lagi kemampuan para dosen di SI. Beberapa dari mereka adalah alumni SI ITS sendiri. Jenjang pendidikan yang tinggi serta kemampuan berinovasi dalam proses dan ilmu pembelajaran adalah kunci mengapa mereka layak dijadikan dosen-dosen terbaik. Selain itu, disiplin yang tinggi serta kemampuan memotivasi mahasiswanya untuk selalu berprestasi adalah dedikasi yang besar yang setiap hari kami serap energinya.
Senioritas
            Nah ini, bagian yang saya ingin tulis dengan terang benderang. Senioritas di SI sama sekali tidak menggunakan kekerasan secara fisik (lebih ke batin mungkin ya?). Saya pastikan tidak akan ada gambaran rambut plontos bagi mahasiswa baru atau tata tertib yang mewajibkan mereka tampak serupa (dari ujung kaki sampai ujung kepala). Di SI terhitung sangat santai (kecuali Sabtu Minggu). Kami bebas berekspresi namun tetap berpegang pada aturan yang telah disepakati kedua belah pihak. Kami juga diberi kakak SC yang siap membantu kami dalam beradaptasi. Senior yang ramah dan terkesan tidak gila hormat memberi kenyamanan bagi kami selaku mahasiswa baru yang memang butuh figur tauladan yang baik. Ya semoga kami mendapatkan itu, secepatnya.
            Rasanya tulisan ini hanyalah bagian kecil dari cerita yang saya miliki selama 2 bulan berada dalam keluarga besar Sistem Informasi ITS. Warna-warni yang telah mereka torehkan bersamaan dengan kehidupan kampus yang akan terus saya pelajari sedikit demi sedikit, telah membuat saya sangat nyaman berada di dalamnya. Warna-warna lainnya masih menunggu untuk dilukiskan. Saya percaya, ini akan menjadi bagian terbaik dalam hidup saya.

Sabtu, 05 November 2011

Habibie, Lebih dari sekadar sang legenda

Catatan saya yang sebelumnya adalah tentang dua tokoh yang 'baru' saja menjadi deretan inspirator dalam hidup saya. Dan sekarang, saya terlalu berhasrat menulis catatan yang sebelumnya pernah saya publish di blog pertama saya, yaitu tentang seseorang yang berhasil mencuri hati saya. Bukan, ini bukan masalah romansa merah jambu anak kuliahan, bukan pula curhatan ala remaja labil yang menunggu untuk dinikahkan (apalagi ini!). Dia adalah  Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Ketika meng copy-paste kan namanya dari sebuah sumber, jujur saya merinding. Rasa-rasanya ada keinginan dari dalam diri untuk memiliki titel yang sama dengan Beliau. Ah sudahlah. Itu rahasia Tuhan. Semoga saja Allah berkenan mengabulkan doa saya, amin. Ya, dia adalah Habibie. Presiden ke-3 Indonesia selama 1,4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Ia menggantikan Suharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999 (sumber wikipedia). Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. 

Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin ITB, dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH) – Jerman pada 1955. Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962 dengan seorang dokter lulusan Universitas Indonesia, yaitu almh. Hasri Ainun Besari, dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Berderet sekian prestasi bergengsi yang berhasil jenius mungil ini dapatkan. Pujian dan sambutan hangat dari pengagum sejati tak pernah surut. Namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita.
Lebih dari perjalanan hidupnya yang panjang, penuh dengan teorema yang sepertinya hanya orang-orang 'sakti' seperti Habibie saja yang memilikinya, Habibie dengan tulisannya mampu membius saya tentang definisi cinta, hidup dan semangat nasionalisme di atas level kewajaran. Melalui buku-bukunya yang tidak pernah saya lewatkan, bahasa nya jauh lebih mudah saya terima dan itu berfilosofi. Santun, romantis, dan blak blakan. Ya, Habibie menebarkan virus-virus cinta. Kepatutannya sebagai makhluk yang selalu hidup dengan nilai-nilai kesyukuran, membuatnya dekat dengan Tuhan. Islami, cerdas, santun dan berjiwa pemimpin, lengkap sekali.  Sebutan cendekiawan menjadikannya kian lekat dengan kecintaannya pada Indonesia yang tidak sekalipun membutakan makna solider dan berbagi, interaksi yang harmonis dengan bangsa lainnya, melalui  sains dan teknologi. Sinaran perdamaian yang muncul bersama auranya yang tenang dan melegakan, membuat saya kian terpukau, melebihi sebegitu tertariknya pria-pria ganteng yang tersebar di muka bumi. Hehe. Sebagai teknokrat sejati, bapak Teknologi dan Demokrasi, Habibie memiliki aspek yang saya ingin napak tilasi. Mulai dari jenjang perkuliahan, master, doktoral, suatu saat nanti, Jerman insya Allah :) Semoga mimpi yang semakin menjerat ini, perlahan membuahkan sebuah definisi : nyata. Amin
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :

* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :

* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia

ref : http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id


Jumat, 04 November 2011

Rossy & JK, You all ROCK!

Seseorang memang membutuhkan figur lain untuk dijadikan tokoh favoritnya, bisa jadi mereka adalah idola, panutan, motivator, bahkan sosok idaman yang menjadi incaran di kehidupan nyata. Saya, yang bertahun-tahun mengidap sindrom Inspirator Needy sangat menikmati proses mencari, memahami, lalu mengikuti setiap jejak langkah yang tokoh favorit saya lakukan. Bisa dikatakan, saya memang seseorang yang terlalu naif dalam memandang segala sesuatu. Saya terlalu memaksakan untuk bertingkah, beropini, bergaya, bahkan menapak tilasi sosok yang pernah saya jadikan inspirator bagi hidup saya, mulai dari jenjang pendidikan, karier, dll. Mungkin ini adalah sebuah kesalahan, bangga menjadi follower only, yang tidak atau belum bisa mencetak sejarahnya secara orisinil, atau hanya menjadi penikmat sebuah keindahan, tanpa sekalipun menjadi bagian dari keindahan itu sendiri. Inspirator yang saya miliki, bahkan sejak SMP sekalipun, telah mengubah jalan hidup saya. Ehm, lebih tepatnya, mereka telah menghidupkan semangat juang saya dalam mencari dimana passion hidup saya yang sebenarnya. 

Saya sudah pernah membuat tulisan serupa di blog 'asli' saya, waktu itu saya mengisahkan tentang kehidupan sosok lelaki yang sangat saya idolakan (duniawi), lebih dari itu. Saya semakin terobsesi dan berempati dengannya melihat gejolak kehidupannya yang membuat saya rela menyisihkan uang jajan untuk sekadar membeli biografinya. Beliau adalah Pak Habibie. Tokoh paling favorit bagi saya :3 Lain lagi dengan ini. Saya ingin mengisahkan dua tokoh yang baru-baru ini telah mencuri perhatian saya setelah sebuah talk show yang mereka hadiri. Hey, orang-orang hebat pernah berada di depan matamu. Apa kamu tak bersyukur dengan itu, Maya?????

Mereka dalah Rosiana Silalahi dan Jusuf Kalla. Dua tokoh nasional, yang satu di bidang jurnalistik yang satu di bidang politik pemerintahan. Talk Show yang rutin dilagendakan dengan nama "Rossy Goes to Campus #IndonesiaBetter" ini adalah talk show yang pertama kali saya hadiri, jujur. Sebelumnya saya hanya bisa melihat dari layar kaca dan menanggapi seperlunya. Namun ini nyata. Saya bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada dua orang itu yang bisa jadi, saya akan menggantikannya di kemudian hari. Amin.

Acara ini diadakan pada tanggal 1 November 2011 di Graha Sepuluh Nopember ITS Surabaya ini merupakan acara rutin oleh Rossy Inc. bersama pihak sponsor. Dua bulan sekali Rossy berkeliling Indonesia dan menyapa para punggawa bangsa, yaitu mahasiswa. Di setiap universitas/institut yang Rossy dkk. datangi pastilah membawa pesan dan tema yang berbeda-beda. Untuk kali ini, Rossy membawa tema Indonesia Better.

Pembawaan Rossy yang santai namun tetap mengesankan bahwa perempuan 39 tahun ini adalah sosok yang cerdas, membawa kami para mahasiswa ITS larut dengan tema yang disuguhkan. Yaitu tentang bagaimana para generasi muda belajar beroptimis terhadap bangsanya sendiri dan percaya bahwa negara tempat mereka tinggal selama ini bisa maju dan lebih baik dari hari kemarin. Hal yang menarik dari ini, seperti kita tahu, Pak JK adalah sosok pemimpin yang tegas. Pemikirannya yang kadang berbeda dari 'teman-temannya', membuatnya dikenal sebagai cendekia yang cerdas dan aktif dalam menyuarakan dengan lantang akan kondisi faktual sekelilingnya. Ini yang membuat Rossy semakin mengejar pertanyaan seputar masalah generasi kita saat ini kepadanya. Pak JK yang beroptimis tinggi akan majunya bangsa ini dengan generasi yang terbangun bermodalkan ilmu dan agama, selalu membakar semangat kami yang notabene adalah calon pemimpin Indonesia di masa depan. Kami menjadi bersemangat menatap masa depan dengan motivasi yang Pak JK berikan, begitupun dengan Rossi yang tak perlu diragukan kemampuannya lagi dalam menyentil dengan kata-kata, khususnya masalah seputaran bangsa ini. Hati kami tergerak untuk peduli terhadap kondisi yang dialami negeri kita, baik dan buruknya itu adalah kesatuan kita. 

Pak Jusuf Kalla, yang pada saat itu tampil sederhana sangat menekankan pentingnya kesadaran diri untuk terus menatap masa depan dengan penuh kecemerlangan. Tidak dipungkiri, ada banyak problematika yang siap menghadang. Namun itulah perjuangan yang sesungguhnya bagi para ksatriya bangsa akan alami. Mereka harus tangguh dan optimis bahwa mereka bisa menaklukan. 

Intinya, kami sebagai kaum yang terpelajar jangan membuat paradigma kotor kepada pikiran kita sendiri. Kita harus berbaik sangka pada masa depan, karena pada dasarnya masa depan adalah suci. Kita lah peracun dari semua itu. Selain itu, kita patut berbangga atas segenap kemajuan bangsa kita di berbagai bidang. Kita juga harus berpendirian kuat bahwa Indonesia bisa maju asalkan kita sendiri memulai bergerak terlebih dahulu. Ingat, masa depan bangsa ada di tangan kita. Semangat!