Dalam sejarahnya, manusia pasti
akan mengalami proses pendewasaan diri dengan cara dan jalannya masing-masing.
Mereka akan mengenal lebih jauh siapa diri mereka sesungguhnya, belajar
memaknai hidup ini, dan membuat sebuah tujuan hidup yang cepat atau lambat akan
diwujudkan setelah mereka mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Sejarah
juga mencatat, bahwa menulis adalah salah satu bentuk pendewasaan diri, percaya
atau tidak. Dengan menulis, seseorang bisa mengasah kepekaan terhadap apa yang
terjadi di sekitarnya. Selain itu, dengan menulis, intelektualitas seseorang
sangat mudah terbaca.
Menulis juga adalah salah satu
sarana untuk berbagi. Karena ide, opini dan sejarah bisa disampaikan kepada orang lain
melalui media tulisan sehingga ini bisa memiliki nilai kemanfaatan yang luar
biasa bagi banyak orang. Menulis bagi sebagian orang, termasuk saya
adalah hal yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berulang kali saya
mencoba menulis, baik sekadar iseng, atau tuntutan tugas sekolah, keduanya
benar-benar memaksa saya berjibaku dengan rangkaian kalimat yang nampaknya
harus disusun secara apik dan memiliki muatan. Apalagi ketika menulis, saya
merasa dikejar waktu karena di saat yang sama, saya harus mengingat apa yang
akan saya sampaikan lewat tulisan tersebut berdasarkan opini, cerita,
pengalaman atau ilmu-ilmu yang pernah saya dapatkan dengan kecepatan tangan saya untuk mampu mengetik huruf alphabet dengan cepat. Saya juga banyak belajar
menulis dari orang-orang inspiratif yang saya temui dari dunia maya. Paling
tidak, hal itu sedikit mengubah cara pandang saya dalam penyampaian materi,
dalam kata lain, mereka telah menjadi barometer terhadap gaya penulisan saya.
Dari pembelajaran yang saya
dapatkan tentang menulis, baik dari kuliah tamu dan kebiasaan saya membaca
tulisan-tulisan via blog, website, dll.
Dari orang-orang yang saya anggap hebat, saya menemukan poin-poin
penting yang bisa dijadikan kiblat tentang tata cara penulisan yang baik dan
benar.
Sederhana
Dalam tulisan
yang baik dan benar, serta memuat nilai estetika, penulis biasanya menyampaikan
materi baik berupa opini atau hal yang absolut kebenaraannya, dengan
kesederhanaan yang bisa diwujudkan dengan penggunaan kalimat yang tidak terlalu
panjang dan mudah dimengerti oleh pembaca. Selain itu, penulis yang baik harus
mampu menguasai dua konsep, problem dan solusi atau sebab dan akibat agar
tulisan mereka memiliki muatan yang mampu memberikan inspirasi kepada orang
lain. Jangan sampai tulisan tersebut hanya memuat hal-hal yang sifatnya retoris belaka. Tapi perlu diingat, nilai kesederhanaan ini jangan dijadikan batas untuk mengungkapkan ide dan kreativitas penulis dalam berekspresi lewat tulisan, dan memperlihatkan
kemampuan penulis yang minim pengalaman. Buat sebuah tulisan ‘sederhana’ namun
memiliki muatan dan pengaruh yang luar biasa kepada pembacanya.
Mengetahui orientasi pembaca
Seorang penulis
harus mampu mengenal dirinya sendiri, khususnya bagaimana gaya penulisan ide,
opini atau cerita yang ingin ia bagi kepada para pembacanya. Hal ini
dimaksudkan agar penulis bisa membidik segmentasi pembaca setianya. Selain itu,
penulis juga layaknya memiliki orientasi pembaca saat menulis, agar tulisannya
bisa dikomunikasikan dua arah dan tidak terkesan penulis hanya menulis untuk
dirinya sendiri, dengan kalimat yang berputar-putar dan tidak memiliki konsep
serta tujuan yang jelas. Berikan penyegaran-penyegaran dan inovasi dalam
memilih topik, sebagai langkah bijak
untuk menyenangkan pembaca yang memiliki selera yang beragam agar hasil karya
penulis tidak terkesan monoton.
Hindari istilah asing
Hindari istilah asing
Ketika seorang
penulis telah mengetahui segmentasi pembacanya, di saat yang sama penulis
tersebut akan mengetahui bagaimana selera pembaca dalam mengapresiasi sebuah
karya seni tulisan. Penggunaan istilah asing juga patut diperhatikan agar
pembaca yang memiliki latar belakang pendidikan, pengalaman, dan pemahaman
bahasa, khususnya bahasa asing yang berbeda-beda. Jangan sampai pembaca merasa
dibodohi dengan penggunaan diksi yang tidak rasional dan cenderung dibuat-buat.
Gunakan istilah populer agar pembaca merasa dekat dengan fakta yang terkandung
dalam sebuah tulisan.
Terlalu sedikit tips-tips yang saya bisa sampaikan berdasarkan materi kuliah tamu yang diselenggarakan pada hari Jumat, 21 Oktober 2010 di Jurusan Sistem Informasi (bangga euy) oleh Bapak Rudi Santosa. Beliau adalah dosen di STIKOM Surabaya, yang saya bisa pastikan bahwa dia telah menginspirasi saya, semoga begitupun dengan Anda.
dunia maya means eehm *bu Dha** wkwkwkwk
BalasHapushahaha iya Nad, tau ajahhh. dunia maya juga disebut sama pak L1151QE. aw :3
BalasHapus